Berjalan bersama sahabat mencari kebaikan.

Category: kritis (Page 2 of 2)

Cacat Logika: Slippery Slope. Contoh Serangan dan Cara Bertahan.

Slippery Slopes Arguments Art. Credit: deepAI.org

Slippery Slopes Arguments Art. Credit: deepAI.org

Slippery Slope adalah kekeliruan logika yang terjadi ketika sebuah argumen menegaskan bahwa peristiwa tertentu pasti akan mengarah pada rangkaian peristiwa terkait, biasanya dengan konsekuensi negatif.

Argumen Slippery Slope (Terjemahan ugal-ugalan Bahasa Indonesianya adalah ‘lereng licin’) menyatakan bahwa jika kita membiarkan suatu peristiwa terjadi, maka hal tersebut akan memicu serangkaian peristiwa yang akan membawa pada hasil yang tidak diinginkan, seringkali tanpa bukti yang cukup untuk mendukung rantai sebab akibat tersebut.

Mengidentifikasi Slippery Slope cukup sederhana, yaitu ketika sebuah argumen yang menyatakan bahwa tindakan atau keputusan tertentu akan menimbulkan serangkaian konsekuensi negatif. Tapi tanpa menyertai bukti yang cukup.

Berikut adalah contoh argumen Slippery Slope :

  • LGBTQ+: “Jika kita toleran terhadap kaum LGBT maka anak-anak kita akan menjadi homo.”
  • Sensor: “Jika kami tidak melarang acara kontroversial ini, warga sekitar akan menjadi kafir.”
  • Pengawasan: “Membiarkan lembaga pemerintah mengumpulkan metadata untuk tujuan keamanan nasional pasti akan mengarah pada pengawasan massal terhadap warga yang tidak bersalah.”
  • Kode Pakaian Sekolah: “Jika kita memperbolehkan siswa mengenakan pakaian bebas, hal ini akan menyebabkan penurunan disiplin, dan siswa akan segera menghadiri kelas dengan pakaian yang tidak pantas.”

Menanggapi argumen Slippery Slope melibatkan tantangan terhadap asumsi bahwa satu peristiwa pasti akan membawa serangkaian hasil negatif.

Ingat, jika ingin menantang cacat logika Slippery Slope yang akan Anda tantang adalah asumsi.

Berikut beberapa cara untuk merespons:

Continue reading

Cacat Logika: Ad Hominem. Contoh Serangan dan Cara Bertahan.

ad hominem

Ad Hominem Arguments Art. Credit: deepAI.org

Sebuah argumen ad hominem dalam politik terjadi ketika seseorang menyerang individu yang menyampaikan argumen ketimbang membahas substansi dari argumen itu sendiri.

Berikut adalah contohnya:

Dalam Politik

Misalkan Kandidat A dan Kandidat B sedang berdebat mengenai suatu isu kebijakan, dan Kandidat A menyajikan argumen yang didukung dengan baik mengenai suatu kebijakan ekonomi tertentu. Alih-alih membahas poin-poin yang diajukan oleh Kandidat A, Kandidat B merespons dengan:

“Nah, seharusnya kita tidak mendengarkan Kandidat A tentang masalah ekonomi karena mereka bahkan tidak bisa mengelola bisnis mereka sendiri dengan sukses. Mereka bangkrut beberapa tahun yang lalu, jadi bagaimana kita bisa percaya kepada mereka untuk menangani ekonomi negara kita?”

Dalam contoh ini, Kandidat B tidak berbicara tentang argumen kebijakan ekonomi yang diajukan oleh Kandidat A. Sebaliknya, mereka menyerang sejarah bisnis pribadi Kandidat A, yang tidak terkait dengan diskusi kebijakan. Ini merupakan serangan ad hominem, karena mencoba untuk mencoreng orang yang menyampaikan argumen daripada membahas substansi dari argumen itu sendiri.

——————–

Dalam Keluarga

Dalam hubungan keluarga, sebuah argumen ad hominem mungkin terjadi ketika seseorang menyerang anggota keluarga lainnya secara pribadi daripada membahas masalah yang sebenarnya. Berikut adalah contohnya: Continue reading

Newer posts »

© 2024 Anglurabisatya