Teknik deteksi kebohongan ini bisa diterapkan di kehidupan sehari-hari. Intinya, metode ini nggak cuma berguna buat guru atau penegak hukum saja, tapi juga bisa dipakai sama siapa aja, termasuk anak muda yang ingin lebih peka terhadap kebohongan di sekitar mereka.

1. Buat Menilai Kejujuran Orang di Tempat Kerja
Di dunia kerja, kita sering ketemu orang yang mungkin nggak selalu jujur, entah itu bos, rekan kerja, atau klien. Misalnya, kalau atasan bilang, “Perusahaan lagi baik-baik aja, kita nggak akan ada PHK,” tapi sambil menghindari kontak mata, menggaruk kepala, atau tiba-tiba mengubah posisi duduk, bisa jadi dia nggak sepenuhnya jujur. Dengan memahami tanda-tanda ini, kita jadi bisa lebih waspada dan siap ambil keputusan.

2. Saat Berhadapan dengan Pasangan atau Gebetan
Siapa pun pasti pengen punya hubungan yang jujur dan terbuka. Tapi nggak jarang kita curiga kalau pasangan atau gebetan menyembunyikan sesuatu. Misalnya, kalau ditanya, “Kemarin malam ke mana?” dan dia langsung menjawab dengan terlalu banyak detail yang nggak perlu atau malah menghindari pertanyaan dengan bercanda, itu bisa jadi tanda kalau dia nggak sepenuhnya jujur. Teknik ini membantu kita buat lebih peka tanpa harus asal tuduh.

3. Menyaring Informasi dari Media atau Tokoh Publik
Di zaman sekarang, kita dibombardir sama berbagai berita dan pernyataan dari politikus, influencer, atau media. Sayangnya, nggak semuanya jujur. Dengan metode ini, kita bisa lebih kritis melihat apakah seseorang benar-benar menyampaikan fakta atau cuma berusaha “meyakinkan” dengan bahasa yang melebih-lebihkan. Misalnya, kalau ada politikus yang saat ditanya tentang kasus korupsi malah mengalihkan topik atau menggunakan bahasa yang terlalu dramatis, itu bisa jadi tanda kalau dia sedang menyembunyikan sesuatu.

4. Digunakan dalam Negosiasi atau Jual-Beli
Buat anak muda yang suka bisnis atau sering transaksi, kemampuan ini juga bisa jadi senjata. Misalnya, kalau lagi nego harga buat beli motor bekas dan penjual bilang, “Motor ini nggak pernah jatuh sama sekali,” tapi dia malah ngebuang muka atau langsung mengganti topik, bisa jadi dia nggak sepenuhnya jujur. Dengan mendeteksi tanda-tanda ini, kita bisa lebih hati-hati sebelum memutuskan sesuatu.

5. Membantu dalam Pertemanan atau Sosial
Kadang, kita bisa ketemu teman yang suka ngeles atau nggak jujur sama kita. Misalnya, ada teman yang bilang dia sibuk dan nggak bisa ikut nongkrong, tapi pas ditanya lebih lanjut, dia malah jawab dengan jawaban yang berputar-putar atau senyum yang terpaksa. Dengan memahami tanda-tanda kebohongan, kita bisa lebih peka terhadap orang-orang di sekitar kita dan tahu kapan harus percaya atau berhati-hati.

Kesimpulan
Metode ini bukan buat bikin kita jadi curigaan sama semua orang, tapi lebih ke meningkatkan kepekaan biar nggak gampang dibohongin. Dengan latihan, kita bisa makin jago membaca situasi dan mengambil keputusan yang lebih tepat dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari pekerjaan, hubungan, bisnis, sampai pertemanan.

 

Seri Panduan Deteksi Kebohongan