Berjalan bersama sahabat mencari kebaikan.

Category: khusus

The Republic – Plato – Bahasa Indonesia

The Republic cover buku

Versi lengkap dari The Republic oleh Plato, salah satu karya paling berpengaruh dalam filsafat politik dan etika. Berikut beberapa poin utama tentang teks ini:

Penulis & Konteks

Plato, seorang bapak-bapak berjenggot lebat. Walaupun jarang ke tukang cukur, dia ternyata diam-diam adalah seorang filsuf dari Yunani (sekitar 427–347 SM), menulis The Republic dalam bentuk dialog. Menyampaikan argumen filosofis melalui percakapan antara Socrates (guru sekaligus teman tak mesra) dan berbagai tokoh lainnya.

Tema Utama

  • Keadilan: Pertanyaan utama dalam buku ini adalah “Apa itu keadilan?” Plato meneliti berbagai definisi dan akhirnya berpendapat bahwa keadilan adalah harmoni, baik dalam jiwa individu maupun dalam negara.
  • Negara Ideal: Plato menggambarkan masyarakat utopis yang diperintah oleh raja-filsuf, yang terbagi menjadi tiga kelas: penguasa (kebijaksanaan), pembantu (keberanian), dan produsen (pengendalian diri).
  • Jiwa yang Tiga Bagian: Ia menyamakan struktur negara dengan jiwa manusia, yang terdiri dari akal, semangat, dan nafsu.
  • Pendidikan & Alegori Gua: Plato menekankan peran pendidikan dalam mencapai pengetahuan dan kebijaksanaan, yang digambarkan secara terkenal dalam Alegori Gua (Buku VII).
  • Kemunduran Negara: Plato menjelaskan siklus kemunduran politik dari aristokrasi hingga tirani.

Struktur

  • Buku ini terdiri dari 10 bagian. Banyak banget. Tapi apa daya, Plato itu kadang tidak ada kerjaan, jadi dia mencatat saja kerjanya.
  • Dimulai dengan pembahasan tentang keadilan, kemudian beralih ke topik pendidikan, pemerintahan, dan metafisika.
  • Bagian akhir membahas kemunduran sistem politik dan keabadian jiwa.

Pengaruh Filsafat

  • The Republic telah memengaruhi teori politik, etika, psikologi, dan pendidikan.
  • Buku ini memperkenalkan gagasan tentang masyarakat “ideal” tetapi juga mengkritik demokrasi dan tirani.
  • Karya ini menginspirasi tulisan-tulisan berikutnya, seperti Utopia karya Thomas More dan The Open Society and Its Enemies karya Karl Popper.

Selamat Membaca

Unduh The Republic disini.

Bacaan wajib orang-orang yang berminat membuat negara. Ini versi Bahasa Indonesia. Versi asli dalam bahasa Yunani dan dibuat oleh Plato, bapak-bapak berjenggot yang diam-diam ternyata suka kepo gurunya, Socrates dan mencatat semua omongan gurunya untuk dilaporkan ke orangtua murid dan kepala sekolah.

Prinsip Utama: Jangan Fokus ke Kejujuran, Tapi Cari Kebohongan

Salah satu konsep penting di dalam mengetahui kejujuran adalah kalau mau tahu seseorang bohong atau enggak, jangan fokus ke tanda-tanda kejujuran. Kedengarannya aneh, kan? Tapi sebenarnya, ini masuk akal banget.

Kenapa Harus Abaikan Tanda Kejujuran?

Biasanya, kalau kita mau tahu seseorang jujur atau bohong, kita lihat apakah dia tenang, tatap mata, atau ngomong dengan percaya diri. Tapi menurut buku ini, itu cara yang salah, karena:

  1. Kejujuran Itu Standar
    • Orang yang jujur dan pembohong sama-sama bisa kelihatan santai dan meyakinkan.
    • Jadi, kalau kita cari tanda-tanda orang jujur, kita bisa gampang ketipu.
  2. Orang yang Bohong Bakal Pakai Kebenaran Buat Bikin Kita Percaya
    • Pembohong sering campurin kebohongan dengan fakta biar kelihatan masuk akal.
    • Misalnya: Kalau dituduh korupsi, orang bisa ngomong, “Saya sering berdonasi ke anak yatim!” Padahal, itu nggak ada hubungannya sama pertanyaan yang sebenarnya.
  3. Kelihatan Jujur Bukan Berarti Nggak Bohong
    • Cuma karena seseorang terlihat jujur, bukan berarti dia beneran jujur.
    • Fokus ke “kesan jujur” bikin kita gampang kelewatan tanda-tanda kebohongan yang lebih jelas.

Contoh 1: Si Penjual Alkitab (Meyakinkan vs. Menjelaskan)

Ada satu kasus di buku ini, waktu seorang polisi bernama Phil Houston, menginterogasi seseorang yang dicurigai mencuri uang.

Waktu ditanya, bukannya langsung jawab “Iya” atau “Enggak”, dia malah bilang:
“Ayo ikut gue ke parkiran, ada yang mau gue tunjukin.”

Pas sampai di parkiran, dia buka bagasi mobilnya, dan ternyata penuh sama Alkitab. Dia bilang kalau dia sering bagi-bagi Alkitab buat gerejanya.

  • Ini kejujuran, tapi nggak ada hubungannya sama pertanyaan tentang uang yang hilang.
  • Dia berusaha meyakinkan kalau dia orang baik, bukan menjelaskan apakah dia nyuri atau enggak.
  • Setelah ditekan, dia akhirnya ngaku juga kalau dia yang nyuri.

Contoh 2: Mahasiswa Teknik yang Ketahuan Nyontek

Ada mahasiswa, sebut aja Anil, yang dituduh nyontek di ujian. Pas datang buat tes kebohongan (polygraph), dia bawa album foto gede berisi foto rumah mewah dan pejabat penting yang pernah dia temui.

Sebelum tes dimulai, dia maksa buat nunjukin foto-foto itu ke penguji, sambil ngomong:
“Gue dari keluarga kaya dan terpandang, mana mungkin gue nyontek?”

Tapi pas dites polygraph? JEBRET! Ketahuan bohong.

  • Dia pakai kebenaran buat mengalihkan perhatian, biar orang percaya kalau dia nggak mungkin curang.
  • Tapi tingkah laku gugupnya saat ngomong soal ujian malah nunjukin kalau dia nggak jujur.

Gimana Cara Pakai Teknik Ini?

Kalau lagi pengen tahu seseorang jujur atau enggak:
Jangan terkecoh sama tanda-tanda kejujuran seperti:

  • Tatap mata yang kuat
  • Nada suara yang meyakinkan
  • Cerita panjang lebar tentang betapa baiknya dia

🚫 Fokus ke tanda-tanda kebohongan seperti:

  • Jawaban yang muter-muter atau menghindar
  • Banyak jeda atau kelihatan gugup
  • Ngomong hal yang nggak relevan buat bikin dirinya terlihat baik

Intinya, jangan gampang percaya cuma karena seseorang kelihatan jujur. Cek omongan mereka, bukan ekspresinya aja!

Seri Panduan Deteksi Kebohongan

© 2025 Anglurabisatya