Berjalan bersama sahabat mencari kebaikan.

Category: crime

Cacat Logika: Red Herring. Kejatuhan Seorang Presiden

Red Herring. Kejatuhan Seorang Presiden. AI generated image. Credit: Craiyon.com

Red Herring. Kejatuhan Seorang Presiden. AI generated image. Credit: Craiyon.com

Red Herring muncul sebagai taktik licik dan menyesatkan yang mengalihkan perhatian dari isu utama yang ada. Berasal dari praktik penggunaan ikan yang berbau menyengat untuk menyesatkan anjing pelacak melalui bau. Cacat logika Red Herring telah meninggalkan jejak dalam sejarah manusia dengan membawa individu, masyarakat, dan bahkan negara ke jalur yang kelam.

Kekeliruan Red Herring (Ikan Herring Merah) terjadi ketika seseorang mengemukakan informasi yang tidak relevan atau argumen yang mengganggu untuk mengalihkan perhatian dari topik utama diskusi. Pengalihan ini sering kali dilakukan secara halus dan strategis, sehingga menciptakan tabir asap yang dapat menyesatkan dan membingungkan penonton.

Contoh Kekeliruan Logika Red Herring dalam Sejarah Manusia:

Skandal Watergate dan “Smoking Gun”.

Isu Utama: Skandal Watergate yang berujung pada pengunduran diri Presiden Richard Nixon.
Red Herring: Dalam upaya untuk mengalihkan perhatian, pemerintahan Nixon terkenal berusaha meremehkan keseriusan skandal tersebut dengan berfokus pada hal-hal lain, seperti rekaman “Smoking Gun” yang terkenal itu. Dengan mengubah narasinya, mereka berharap dapat mengalihkan perhatian dari isu-isu inti yang menjadi inti skandal tersebut. Di saat yang sama, Nixon juga mengalihkan perhatian publik dari kasus yag menyeretnya menjadi kasus keuangan negara.

Cerita Nixon dan Upayanya Mengalihkan Perhatian Publik

Continue reading

Tahta, Harta, Wanita Dan OTT KPK

Naskah sebelum edit, dari tulisan “Marni dan OTT KPK” yang ada di buku AKU KPK

“Kukuruyuuuk… Kukuruyuuuk saat ayam jago berkokok, toa mushola di dekat tempat tinggal kamipun ikut bersuara “Bangun… bangun… bangun… waktu menunjukan pukul Tiga pagi, sholat subuh satu setengah jam lagi. Asholah… Asholah… Asholatu khoirum Minan Naum..”.

Pukul 03.00 pagi, adalah saatnya aku harus segera singkirkan selimutku. Beruntung, di daerahku masih banyak ayam berkokok di pagi hari, juga marbot musholla dan masjid yang tak bosan-bosannya membangunkan warga sekitar dengan toanya. Sehingga, aku tidak perlu menggunakan alarm di handphone seperti yang biasa dipakai orang-orang modern, untuk bangun dari tidur.

Selepas mandi, kunyalakan kompor memasak air, sambil kutinggal untuk Tahajjud. Setelah tahajud selesai, Begitu masakan sudah siap, ku bangunkan seluruh anggota keluargaku untuk sholat subuh berjamaah dilanjutkan dengan sarapan.

Marni namaku, usiaku 35, aku menikah di usia yang masih terbilang belia, 18 tahun. Suamiku seorang pejabat eselon II di salah satu Unit Pelayanan Teknis (UPT) di Daerah kami. Selain aku dan suamiku, dirumah kami ada 2 anggota keluarga lainnya, yaitu kedua anak kami. Yang pertama anak perempuan kami yang saat ini sudah SMA, dan Satunya lagi, laki-laki, masih kelas 2 SD. Jarak usia mereka berdua memang sangat jauh, karena aku sempat mengalami gangguan dalam kesehatan reproduksiku selang berapa lama setelah kelahiran anak pertamaku, sehingga dokter tidak memperbolehkan aku hamil anak kedua dulu sampai semua masalah reproduksiku terselesaikan.

Continue reading

© 2024 Anglurabisatya