Dalam dunia komunikasi dan analisis perilaku, cara kita bertanya sangat mempengaruhi jawaban yang kita dapatkan. AdaΒ beberapa jenis pertanyaan yang bisa digunakan untuk mendeteksi kebohongan. Berikut adalah beberapa teknik yang bisa dipraktikkan, terutama dalam wawancara, investigasi, atau bahkan dalam kehidupan sehari-hari:
1. Pertanyaan Terbuka (Open-Ended Questions)
Pertanyaan ini memberikan kebebasan bagi seseorang untuk menjawab tanpa batasan. Tujuannya adalah untuk mendapatkan sebanyak mungkin informasi dan melihat bagaimana orang tersebut merespons secara alami.
β Contoh:
- “Bisa ceritakan apa yang terjadi semalam?”
- “Apa yang kamu lakukan setelah pulang dari kampus?”
π Kenapa efektif?
- Orang yang jujur biasanya memberikan detail yang logis dan koheren.
- Pembohong cenderung memberikan jawaban yang terlalu singkat atau justru terlalu banyak informasi yang tidak relevan.
2. Pertanyaan Tertutup (Closed-Ended Questions)
Ini adalah pertanyaan yang jawabannya hanya “ya” atau “tidak”. Biasanya digunakan untuk mengonfirmasi informasi tertentu.
β Contoh:
- “Kamu ada di rumah jam 8 malam kemarin?”
- “Apakah kamu melihat dompet itu terakhir kali di meja?”
π Kenapa efektif?
- Jawaban yang terlalu panjang atau terlalu defensif bisa menjadi indikasi seseorang menyembunyikan sesuatu.
- Jika seseorang terlihat ragu-ragu dalam menjawab pertanyaan sederhana, itu bisa menjadi tanda ada sesuatu yang salah.
3. Pertanyaan Asumtif (Presumptive Questions)
Teknik ini digunakan untuk melihat reaksi seseorang terhadap pernyataan yang mengasumsikan mereka telah melakukan sesuatu.
β Contoh:
- “Kenapa kamu mengambil uang dari laci?” (Bukan bertanya apakah dia mengambil uang atau tidak)
- “Saat kamu masuk ke kamar itu, apa yang pertama kali kamu lihat?”
π Kenapa efektif?
- Jika seseorang tidak bersalah, mereka biasanya langsung membantah dengan tegas.
- Jika bersalah, mereka mungkin akan menunjukkan tanda-tanda tidak nyaman, seperti menghindari tatapan atau memberikan jawaban yang tidak langsung.
4. Pertanyaan Pancingan (Bait Question)
Pertanyaan ini bertujuan untuk memancing seseorang mengungkapkan informasi tanpa menyadarinya.
β Contoh:
- “Apakah ada alasan mengapa seseorang bisa mengatakan bahwa kamu ada di tempat kejadian?”
- “Menurut kamu, kenapa orang lain bisa menuduh kamu?”
π Kenapa efektif?
- Orang yang bersalah sering kali akan mencoba menjelaskan atau memberikan alasan yang terdengar aneh.
- Orang yang jujur akan dengan tegas mengatakan bahwa mereka tidak tahu atau membantah dengan logis.
5. Pertanyaan Ulang (Repeated Questions)
Mengajukan pertanyaan yang sama beberapa kali dalam bentuk yang berbeda bisa membantu melihat apakah seseorang memberikan jawaban yang konsisten.
β Contoh:
- “Kamu bilang tadi pulang jam 9, terus tadi kamu bilang masih di luar jam 9. Jadi yang benar yang mana?”
- “Kamu yakin tidak melihat apa-apa? Apa mungkin kamu lupa detail kecil?”
π Kenapa efektif?
- Pembohong sering kali kesulitan mengingat kebohongan yang mereka buat, sehingga mereka mungkin memberikan jawaban yang berbeda.
- Orang yang jujur cenderung tetap konsisten meskipun ditanya berkali-kali.
Kesimpulan
Dalam mendeteksi kebohongan, cara bertanya sama pentingnya dengan jawaban yang diberikan. Dengan menggunakan berbagai teknik pertanyaan ini, kita bisa melihat pola komunikasi seseorang dan mencari tanda-tanda ketidakkonsistenan yang bisa menjadi indikasi kebohongan.
Buat mahasiswa yang sering berhadapan dengan diskusi, wawancara kerja, atau bahkan sekadar ingin tahu apakah temanmu sedang jujur atau tidak, memahami teknik ini bisa sangat bermanfaat! π
Seri Panduan Deteksi Kebohongan

Chlo; Guru ngaji anak-anak dari satu kampung ke kampung lainnya. Bercita-cita ingin punya anjing pada suatu hari nanti.