Berjalan bersama sahabat mencari kebaikan.

Author: pedula (Page 1 of 2)

Pedula merupakan akronim dari Pertemuan dua laut atau dikenal dengan sebutan Maraj-al Bahrain dalam Alqur'an. Bertemunya air laut yang asin dan air laut yang tawar dalam kisah Nabi Musa, ditandai dengan 2 hal:

  1. Ikan yang sebelumnya sudah matang, jadi hidup kembali dan melompat ke laut dengan gerakan yang aneh.
    2. Bertemunya Nabi Musa dengan guru sejati--Nabi Khidir.

Harapannya, ketika ada 2 hal berbeda bertemu dan berbenturan, akan melahirkan sesuatu yang baru yang dituangkan dalam tulisan-tulisan ini. Syukur-syukur, bisa bertemu dengan guru yang otentik.

Anya’s Friends Book

Tampilan depan dan samping buku

Beberapa hari ini, otak saya terasa stuck ketika diajak berpikir untuk membuat resensi buku ini, padahal saya sudah janji akan membuatnya. Setelah membuat video testimoni Obin, yang saya lampirkan pada link di akhir tulisan.

5 jam yang lalu, akhirnya saya putuskan untuk ganti fokus dulu, pay attention—beri perhatian penuh–pada aktifitas lain ini, yang tertunda akibat menunggu antrian pengerjaan, setelah resensi ini selesai.

AHA! rupanya ini metode baru yang bisa diterapkan kepada otak saya. 2x saya mencoba cara ini dan berhasil. (mungkin teman-teman yang sempat mengalami stuck dalam berpikir, bisa mencoba cara ini hehe.. )

At the end, saya pikir.. sepertinya tidak harus membuat resensi, karena resensi sudah terwakili oleh video Obin. saya cukup cerita aja..

Sepengalaman pengamatan saya…
Buku ini enak untuk disimak, karena alur ceritanya mengalir.
Nyaman ditopang oleh tangan, karena tebal tapi ringan.
Warna kertasnya juga ramah di mata.

Saat membacanya, beberapa kali saya dibuat kaget, karena menemukan nama-nama tokoh yang ada dalam Novel ini:


• Om Sabrang
• Pak Manu
• Kak Rampak
• Bodronoyo

Bagi orang maiyah smester lanjut, nama-nama ini cukup familiar di telinga.

Setelah selesai membacanya, saya langsung japri Mba Susi (Sang Penulis)

Saya: “Mba, aku rasa, Anya ni tiap bulan ikut maiyahan deh mba.. soalnya tiap ketemu masalah, solusinya selalu cara-cara Maiyah”.


Mba Susi meresponnya dengan tertawa ngakak: “Hahahahahahahahaha”


Lalu saya lanjut komentar: “Untung nggak ada puisi rusak-rusakannya Pak Mustafa W. Hasyim Mba..”


Kata Mba Susi: “Aaah… jangan ngasih ide..”

Haha, itulah asiknya bercanda dengan penulis, setiap sosok antik yang ditemui, potensial untuk menjadi tokoh dalam cerita.

Daftar judul cerita

Anya’s Friends ini karya Mba Susi (Indriyani Susilaningdyah). Saya mengenal beliau sejak masih kuliah dulu, sekitar tahun 2005.

Kami sering Maiyahan bareng di Kenduri Cinta (KC) Taman Ismail Marzuki (TIM). Biasanya saat Bubaran Maiyah jam 3 pagi, saya jalan kaki dari Cikini ke Kramat, untuk menunggu Bis Mayasari 905 yang menuju ke Rawamangun.

Ketika jalan kaki itu, tak sedikit jamaah yang menawarkan tumpangan dengan motor atau mobil mereka. Pernah satu waktu saya ikut dibonceng (Alm) Mbah Surip dengan motornya, sampai ke Salemba.

Di Rawamangun, Saya tinggal di sekretariat redaksi pers kampus. Selain menghemat biaya kos, juga agar lebih banyak waktu untuk mentranskrip hasil wawancara dan menulis berita yang akan diterbitkan dalam Tabloid Transformasi Universitas Negeri Jakarta (UNJ).

Mba Susikuw

Kadang, saat keesokan harinya tidak ada kegiatan, beberapa kali saya ikut Mba Susi pulang ke kosannya yang seperti kamar Hotel, di kawasan Bintaro Jakarta Selatan. Maklum saat itu Mba Susi bekerja perusahaan makanan ternama dan beliau sudah punya posisi di perusahaan itu.

Namun setelah Mba Susi tinggal di India, kami sudah tidak bertemu lagi di KC. Tetapi kami sadar, hati kami saling terkait karena Maiyah. Sehingga setiap ada hal-hal yang terjadi dengan Mbah Nun, kami saling support menguatkan.

Setiap ada Maiyahan di caknun.com, kami pun menonton di tempat masing-masing dan mengomentari setelahnya diruangan yang itu hanya ada kami berdua, alias chat whatsap hahahahaha..

Beberapa Tahun kebelakang, Mba Susi kembali ke Solo dan memulai karier kepenulisannya. Saya baru tahu kalau ternyata Mba Susi adalah mantan penulis cerita di Majalah Bobo dulu. Pantas tulisannya bagus-bagus dan enak dibaca.

Buku ini adalah salah satu karyanya, yang resensinya seperti yang Obin ceritakan.

Meskipun ini kisah anak SD, tapi jika dibaca oleh Ayah, Bunda, Om, Tente, Kakak, akan tetap relevan, karena banyak peran yang kita bisa lihat disana dan pelajari cara mereka dalam merespon masalah.

Video resensi Obin:

https://youtube.com/shorts/0FYPBWBmv5Q?si=1Ehjhw1uX14I40–

Tips Saat Lokasi Pada Iphone Tidak Bisa Di Aktifkan

Teman-teman, pernah tidak, mengalami kondisi location pada Iphone tidak bisa di on kan?

Tombolnya tidak bisa digeser ke kanan. Warnanya tetap abu-abu tidak bisa di geser dan berubah menjadi warna hijau.

Continue reading

Dunia Tenzinger

Dunia Tenzinger, merupakan salah satu tulisan dalam buku ini

Waktu menunjukan pukul 23:30 suara tikus dan gerak geriknya mulai terdengar di kamar kos dan membuyarkan konsentrasi saya. Entah darimana tikus itu masuk, karena posisi kamar kost tertutup. Atau mungkin dia masuk sejak pintu masih terbuka.. dan sudah lama bersembunyi didalam kamar? Ah entahlah, saya tidak tahu. Beberapa lembar kerja yang harus saya isi dan dikumpulkan saat test besok, masih saya pegang karena belum selesai saya jawab.

Merasa terganggu dengan suara dan gerak gerik tikus, Lembar kerja sementara saya simpan dan mencoba mencari tikus itu, mulai dari sumber suaranya. Suara itu terdengar dari belakang lemari. Lemari saya geser, ternyata kosong. Kemudian terlihat ia berlari entah dari arah mana, menyusup ke tempat sendal, langsung saya pindahkan tempat sendal, eh tidak ada dia disana.

Lalu tikus itu terlihat berlari lagi menyeberang dari bawah lemari, masuk ke kolong tempat tidur saya. Tempat tidur saya saat itu spring bed ukuran single. Saya geser tempat tidur, tidak ditemukan. Dan dengan susah payah saya membalik spring bed yang beratnya Naudzubillah, tapi belum ketemu juga. Tikus itu bergerak riang kesana kemari, lalu bersembunyi seperti main petak umpet dan seolah meledek saya. Begitu terus menerus.

Continue reading

Belajar Dari Anak-Anak Ya’qub

Tulisan yang dibuat saat saya masih pegawai KPK dan merasa resah dengan direvisinya UU KPK

Revisi UU KPK yang dinilai terlalu tergesa-gesa pengesahannya, menoreh luka bagi para pejuang anti korupsi. Setelah sebelumnya penetapan Capim KPK diketok palu, pada 13 September, menjelang pukul 1 dini hari. Rasanya, tertutup semua jalan pemberantasan korupsi. Benturan terhadap KPK terus menerus. Penggembosan KPK yang dari dulu jarang berhasil, saat ini membuahkan hasil sempurna, bahkan tidak sekadar digembosi, tapi kali ini dikubur. Memang tak dipungkiri, koruptor adalah pencuri yang pintar. Mereka, terus mempelajari pola lawannaya, untuk menentukan arah serangan. Sekarang, pola serangan sudah terstruktur, sistematis dan masif. Akhirnya..

Done, mereka berhasil!”. Selamat kepada Anda para koruptor. Saat saya kuliah dulu, sering mendengar yel-yel mahasiswa yang berdemo, sambil membentuk border “Rakyat bersatu tak bisa dikalahkan 3x”. Kini masanya dibalik, “Koruptor bersatu, tak bisa dikalahkan 3x”.

Continue reading

Tahta, Harta, Wanita Dan OTT KPK

Naskah sebelum edit, dari tulisan “Marni dan OTT KPK” yang ada di buku AKU KPK

“Kukuruyuuuk… Kukuruyuuuk saat ayam jago berkokok, toa mushola di dekat tempat tinggal kamipun ikut bersuara “Bangun… bangun… bangun… waktu menunjukan pukul Tiga pagi, sholat subuh satu setengah jam lagi. Asholah… Asholah… Asholatu khoirum Minan Naum..”.

Pukul 03.00 pagi, adalah saatnya aku harus segera singkirkan selimutku. Beruntung, di daerahku masih banyak ayam berkokok di pagi hari, juga marbot musholla dan masjid yang tak bosan-bosannya membangunkan warga sekitar dengan toanya. Sehingga, aku tidak perlu menggunakan alarm di handphone seperti yang biasa dipakai orang-orang modern, untuk bangun dari tidur.

Selepas mandi, kunyalakan kompor memasak air, sambil kutinggal untuk Tahajjud. Setelah tahajud selesai, Begitu masakan sudah siap, ku bangunkan seluruh anggota keluargaku untuk sholat subuh berjamaah dilanjutkan dengan sarapan.

Marni namaku, usiaku 35, aku menikah di usia yang masih terbilang belia, 18 tahun. Suamiku seorang pejabat eselon II di salah satu Unit Pelayanan Teknis (UPT) di Daerah kami. Selain aku dan suamiku, dirumah kami ada 2 anggota keluarga lainnya, yaitu kedua anak kami. Yang pertama anak perempuan kami yang saat ini sudah SMA, dan Satunya lagi, laki-laki, masih kelas 2 SD. Jarak usia mereka berdua memang sangat jauh, karena aku sempat mengalami gangguan dalam kesehatan reproduksiku selang berapa lama setelah kelahiran anak pertamaku, sehingga dokter tidak memperbolehkan aku hamil anak kedua dulu sampai semua masalah reproduksiku terselesaikan.

Continue reading

« Older posts

© 2024 Anglurabisatya