ad hominem

Ad Hominem Arguments Art. Credit: deepAI.org

Sebuah argumen ad hominem dalam politik terjadi ketika seseorang menyerang individu yang menyampaikan argumen ketimbang membahas substansi dari argumen itu sendiri.

Berikut adalah contohnya:

Dalam Politik

Misalkan Kandidat A dan Kandidat B sedang berdebat mengenai suatu isu kebijakan, dan Kandidat A menyajikan argumen yang didukung dengan baik mengenai suatu kebijakan ekonomi tertentu. Alih-alih membahas poin-poin yang diajukan oleh Kandidat A, Kandidat B merespons dengan:

“Nah, seharusnya kita tidak mendengarkan Kandidat A tentang masalah ekonomi karena mereka bahkan tidak bisa mengelola bisnis mereka sendiri dengan sukses. Mereka bangkrut beberapa tahun yang lalu, jadi bagaimana kita bisa percaya kepada mereka untuk menangani ekonomi negara kita?”

Dalam contoh ini, Kandidat B tidak berbicara tentang argumen kebijakan ekonomi yang diajukan oleh Kandidat A. Sebaliknya, mereka menyerang sejarah bisnis pribadi Kandidat A, yang tidak terkait dengan diskusi kebijakan. Ini merupakan serangan ad hominem, karena mencoba untuk mencoreng orang yang menyampaikan argumen daripada membahas substansi dari argumen itu sendiri.

——————–

Dalam Keluarga

Dalam hubungan keluarga, sebuah argumen ad hominem mungkin terjadi ketika seseorang menyerang anggota keluarga lainnya secara pribadi daripada membahas masalah yang sebenarnya. Berikut adalah contohnya:

Misalkan ada perbedaan pendapat antara orangtua dengan anak tentang bagaimana mengelola pekerjaan rumah tangga. Alih-alih membahas pembagian tanggung jawab, salah satu bisa mengatakan:

“Nah, kita seharusnya tidak mendengarkan kamu karena kamu selalu menjadi yang tidak bertanggung jawab dalam keluarga. Ingat waktu kamu lupa menjemputku dari sekolah? Bagaimana kita bisa percaya padamu untuk menangani tanggung jawab apapun sekarang?”

Dalam contoh ini, anggota keluarga tersebut tidak membahas masalah saat ini mengenai pekerjaan rumah tangga, tetapi malah menyerang karakter yang lain berdasarkan kesalahan masa lalu. Ini merupakan serangan ad hominem dalam konteks keluarga.

——————–

Dalam Relasi Romansa

Dalam hubungan romantis, sebuah argumen ad hominem mungkin terjadi ketika salah satu pasangan menyerang pasangan lainnya secara pribadi daripada membahas masalah tertentu. Berikut adalah contohnya:

Misalkan seorang pasangan sedang membahas perselisihan mengenai bagaimana menghabiskan waktu luang mereka. Alih-alih fokus pada menemukan kompromi, salah satu pasangan bisa mengatakan:

“Aku tidak bisa serius mengambil pendapatmu karena kamu selalu ragu-ragu. Kamu tidak pernah tahu apa yang kamu inginkan, dan itu membuatku frustasi. Tidak heran segalanya tidak pernah berjalan seperti seharusnya.”

Dalam contoh ini, pasangan tersebut tidak membahas isu spesifik mengenai cara menghabiskan waktu luang mereka, tetapi malah menyerang karakter pasangannya berdasarkan kekurangan yang dirasakan. Ini merupakan serangan ad hominem dalam konteks hubungan romantis.

——————–

Dalam Relasi Usaha

Dalam hubungan bisnis, sebuah argumen ad hominem mungkin terjadi ketika salah satu pihak menyerang karakter atau kualitas pribadi pihak lainnya daripada membahas isu bisnis yang relevan. Berikut adalah contohnya:

Bayangkan dua mitra bisnis sedang membahas perselisihan mengenai strategi pemasaran yang diusulkan. Alih-alih fokus pada nilai strategi itu sendiri, salah satu mitra bisa mengatakan:

“Aku tidak bisa percaya pada penilaianmu dalam pemasaran. Kamu selalu terlalu takut mengambil risiko dan kurang kreatif untuk kampanye inovatif. Tidak heran bisnis kita tidak berkembang seperti seharusnya.”

Dalam contoh ini, mitra tersebut tidak membahas isu spesifik mengenai strategi pemasaran yang diusulkan, tetapi malah menyerang karakter dan kemampuan orang lain berdasarkan kelemahan yang dirasakan. Ini merupakan serangan ad hominem dalam konteks bisnis.

——————–

Argumen ad hominem seringkali muncul karena berbagai alasan, termasuk reaksi emosional, kurangnya penalaran logis, atau upaya untuk mengalihkan perhatian dari isu sebenarnya yang sedang dibahas.

Berikut adalah beberapa alasan umum mengapa serangan ad hominem mungkin terjadi:

  1. Respon Emosional: Orang mungkin menggunakan serangan ad hominem ketika mereka merasa  terancam selama diskusi. Menanggapi dengan serangan personal dapat menjadi cara untuk mengekspresikan emosi frustrasi atau kemarahan.
  2. Kurangnya Argumentasi Logis: Individu mungkin menggunakan serangan ad hominem ketika mereka tidak dapat menyajikan kontra argumentasi yang kuat dan logis. Menyerang pribadi lawan diskusi seringkali digunakan oleh seseorang untuk menutupi kelemahan dalam berargumen.
  3. Defleksi: Serangan ad hominem dapat menjadi bentuk defleksi, di mana seseorang mengalihkan fokus dari isu utama. Dengan menyerang orang yang menyampaikan argumen, penyerang berupaya untuk merongrong kredibilitas argumen itu sendiri. Tindakan ini sering dilakukan oleh politisi atau pendukungnya ketika masa kampanye.
  4. Kesalahpahaman: Dalam beberapa kasus, serangan ad hominem dapat terjadi karena ketidakpahaman atau kesalahpahaman terhadap pernyataan orang lain. Dalam situasi ini, diskusi dapat mengarah pada serangan personal daripada bicara mengenai konten diskusi.

Dalam mempertahankan diri, sangat penting untuk mengenali serangan ad hominem dan tetap berusaha mempertahankan dialog yang konstruktif dan penuh hormat. Fokus pada substansi argumen dan menghindari serangan personal akan memberikan kontribusi pada pertukaran ide yang lebih bermakna.

——————–

Cara Menanggapi dan Bertahan Dari Serangan Ad Hominem

Menanggapi serangan ad hominem bisa dilakukan dengan cara:

  1. Tetap tenang, ingat ini bisa jadi pelaku tidak sadar tengah melakukan penyerangan.
  2. Fokus bahas substansi diskusi. Jangan fokus terhadap serangan.
  3. Hindari eskalasi lebih lanjut.

Respons ini mengakui keterlibatan pihak lain dalam percakapan, menekankan komitmen terhadap diskusi substantif, dan mendorong dialog yang lebih konstruktif.

Menanggapi serangan ad hominem memerlukan taktik dan fokus pada dialog yang konstruktif.

Berikut adalah lima contoh cara Anda dapat merespons tanggapan yang elegan:

  1. Alihkan Pada Isu yang Dibahas:
    Serangan Ad Hominem: “Kamu selalu membuat keputusan buruk; tidak heran ide-idemu jelek.”
    Respon: “Saya mengerti emosi bisa meninggi, tetapi mari fokus pada poin-poin spesifik dari diskusi kita. Apa pendapat kamu tentang isu yang sebenarnya sedang kita perdebatkan?”
  2.  Fokus Pada Dialog Konstruktif:
    Serangan Ad Hominem: “Kamu terlalu naif untuk memahami masalah yang kompleks.”
    Respon: “Saya menghargai perspektif yang berbeda. Bisakah kita diskusikan detail-topik dan temukan titik temu untuk percakapan yang lebih produktif?”
  3.  Akui Emosi dan Arahkan ke Solusi:
    Serangan Ad Hominem: “Kamu hanya bersikap emosional dan irasional.”
    Respon: “Saya menghargai perspektif kamu. Emosi bisa berperan, tetapi mari bekerja sama untuk menemukan solusi. Apa aspek yang sedang kita bicarakan ini, apa yang harus kita fokuskan?”
  4. Tekankan Pentingnya Komunikasi yang Hormat:
    Serangan Ad Hominem: “Ide-idemu konyol; kamu pasti bodoh!”
    Respon: “Saya yakin kita bisa memiliki diskusi yang lebih produktif jika kita menjaga nada yang penuh hormat. Bisakah kita mengatasi poin-poin perbedaan tanpa kritik pribadi?”
  5. Tawarkan Informasi Tambahan:
    Serangan Ad Hominem: “Kamu selalu tidak tahu tentang masalah-masalah ini.”
    Respon: “Saya menghormati pendapat Anda. Untuk memastikan kita memiliki semua fakta, mari diskusikan sumber atau informasi spesifik yang Anda anggap kredibel. Saya terbuka untuk belajar lebih banyak.”

Ingatlah, tujuannya adalah mengalihkan kembali percakapan ke substansi isu, mendorong dialog yang penuh hormat, dan mempromosikan pemahaman.

Kuncinya adalah tetap tenang, mengalihkan pembicaraan ke isu-isu yang relevan, dan mendorong pertukaran ide yang positif dan saling menghormati.

 

* Cacat logika adalah seri panduan bagaimana melakukan identifikasi serangan pada diri sehari-hari. Seri panduan ini dikeluarkan agar kita semua dapat memahami sumber serangan, bagaimana cara mempertahankan diri dan menghindari pemakaian cacat logika dalam sehari-hari agar lebih kritis dalam berpikir.