Argument From Ignorance. Rumah berhantu.

Argument From Ignorance. Rumah berhantu. Credit: DeepAI.org

Argument from ignorance (dalam bahasa Indonesia yaitu “argumen dari ketidaktahuan”) adalah pernyataan bahwa suatu klaim benar atau salah karena kurangnya bukti yang menyatakan sebaliknya. Penutur beranggapan bahwa pendiriannya benar karena belum atau tidak dapat dibuktikan salahnya, atau pendirian lawannya salah karena belum atau tidak dapat dibuktikan kebenarannya.

Dalam alur pemikiran manusia yang rumit, argumen dari ketidaktahuan muncul sebagai sebuah benang merah yang halus namun kuat, mempengaruhi kehidupan kita sehari-hari dengan cara yang mungkin tidak selalu kita sadari. Artikel ini bertujuan untuk mengungkap kompleksitas dari kekeliruan logika ini, menyoroti hubungan, mengeksplorasi konsekuensi dari cacat logika bernama ‘argumen dari ketidaktahuan’.

Dari hal yang biasa hingga yang mendalam, kehidupan kita sehari-hari penuh dengan contoh-contoh di mana argumen dari ketidaktahuan menyusup secara halus. Jika tidak hati-hati maka kita dapat menjadi manusia yang seringkali membangun skenario dimana asumsi, yang lahir dari kurangnya bukti nyata, membentuk persepsi kita dan mempengaruhi pengambilan keputusan.

Contoh:

Takhayul dan Cerita Rakyat.
Takhayul sering kali berakar pada argumen ketidaktahuan. Entah itu menghindari kucing berbulu hitam, takut keluar malam pada hari Jumat tanggal 13, pakai baju berwarna hijau di Pantai Selatan dan lainnya. Keyakinan ini sering kali didasarkan pada cerita rakyat yang beredar lama. Namun karena tidak adanya bukti dan bukan dari hasil investigasi rasional, maka mampu dikategorikan sebagai bagian dari ‘argumen dari ketidaktahuan’.

Mitos Kesehatan dan Kebugaran.
Dalam bidang kesehatan, misinformasi yang dipicu oleh argumen dari ketidaktahuan dapat menyebabkan pilihan yang salah. Contoh kasusnya meliputi diet iseng berdasarkan klaim yang belum diverifikasi dan terapi alternatif yang kurang memiliki dukungan ilmiah. Atau ketakutan terhadap vaksinasi sehingga membuat seseorang akhirnya meninggal dunia karena tidak memiliki imunitas tubuh.

Keyakinan Paranormal.
Cerita hantu, penampakan UFO, dan fenomena paranormal lainnya sering kali mengandalkan argumen ketidaktahuan. Karena seringnya eksplorasi terhadap kisah-kisah ini maka keyakinan ini bertahan tanpa adanya bukti nyata. Keyakinan tanpa adaya bukti nyata dapat membentuk persepsi kita tentang hal-hal yang misterius dan tidak dapat dijelaskan.

Teori konspirasi.
Teori konspirasi berkembang berdasarkan argumen ketidaktahuan. Narasi dirangkai berdasarkan kesenjangan data dalam penjelasan resmi. Teori-teori ini selalu mendapatkan pemujanya. Karena memiliki daya tarik dan menantang individu untuk mengevaluasi secara kritis bukti-bukti atau kekurangannya. Padahal banyak sekali kesenjangan data dalam teori-teori ini.

Stereotip dan Bias.
Prasangka dan bias sering kali berasal dari asumsi mengenai kelompok atau individu yang tidak memiliki dasar bukti yang kuat. Argumen dari ketidaktahuan mampu membuat sekelompok orang memiliki prasangka dan bias yang cukup tinggi.

Hubungan pribadi.
Argumen ketidaktahuan dapat berdampak pada hubungan pribadi, karena asumsi tentang niat atau perasaan orang lain dibuat tanpa bukti yang cukup. Jika terus melakukan eksplorasi pada argumen yang berakar pada ketidaktahuan maka hal ini dapat merusak hubungan.

Contoh Kasus Argumen dari Ketidaktahuan (Rumah Berhantu)

Argumen dari Pernyataan Ketidaktahuan
“Saya tidak mau tinggal di rumah itu. Ada suara-suara aneh dan kerlap-kerlip lampu di sana. Pasti dihantui oleh hantu.”

Cara Menanggapi

  1. Akui Pengalamannya:
    Kita bisa memulai dengan mengakui pengalaman orang tersebut dan mengungkapkan empati. Misalnya, katakan, “Saya paham. Kejadian-kejadian yang tidak biasa di rumah kita bisa sangat meresahkan.”
  2. Memperkenalkan Penjelasan Alami:
    Perkenalkan dengan baik dan lemah lembut penjelasan alami untuk fenomena yang diamati. Misalnya, “Terkadang, suara bising yang tidak biasa dan lampu berkedip-kedip dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti masalah pipa air, masalah kelistrikan, atau bahkan perubahan lingkungan.”
  3. Sorotan Kurangnya Bukti Ilmiah:
    Tekankan pentingnya bukti ilmiah dan perlunya penyelidikan sistematis. Katakan sesuatu seperti, “Meskipun gagasan tentang hantu menarik, belum ada bukti ilmiah yang mendukung keberadaan mereka. Penting untuk mempertimbangkan penjelasan lain yang masuk akal sebelum menyimpulkan bahwa itu adalah paranormal.”
  4. Mendorong Evaluasi Profesional:
    Sarankan untuk mencari bantuan profesional untuk mengevaluasi rumah untuk masalah struktural, masalah kelistrikan, atau penyebab potensial lainnya. Anda bisa berkata, “Untuk menyingkirkan penyebab non-paranormal, sebaiknya lakukan pemeriksaan profesional. Mereka bisa mengidentifikasi masalah apa pun yang mungkin berkontribusi terhadap kejadian aneh tersebut.”
  5. Mendorong Penyelidikan Untuk Berpikiran Terbuka:
    Dorong penyelidikan berpikiran terbuka terhadap fenomena tersebut. Misalnya, sarankan, “Mari kita jelajahi berbagai kemungkinan dan kumpulkan lebih banyak informasi. Terkadang, memahami akar penyebab kejadian ini dapat memberikan ketenangan pikiran dan menghilangkan rasa takut.”
  6. Perspektif Revisi:
    “Meskipun kejadian aneh di rumah saya memang misterius, saya menyadari bahwa mungkin ada penjelasan logis untuk kejadian tersebut. Sebelum mengambil kesimpulan bahwa rumah saya berhantu, saya akan berkonsultasi dengan profesional untuk menyelidiki potensi masalah yang mungkin menyebabkan fenomena ini. Pendekatan yang berpikiran terbuka dan berbasis bukti dapat membantu saya lebih memahami dan mengatasi situasi ini.”

Kesimpulan:
Dalam menavigasi seluk-beluk kehidupan kita sehari-hari, mengenali argumen dari ketidaktahuan menjadi hal yang sangat penting. Dengan cara ini kita mampu mengungkap cara halus yang mempengaruhi pilihan dan keyakinan kita. Jika kita bisa mengenali argumen dari ketidaktahuan, maka kita memberdayakan diri kita sendiri untuk berfikir lebih bijaksana dan berbasis bukti serta menghindari cacat logika.

* CACAT LOGIKA ADALAH SERI PANDUAN BAGAIMANA MELAKUKAN IDENTIFIKASI SERANGAN PADA DIRI SEHARI-HARI. SERI PANDUAN INI DIKELUARKAN AGAR KITA SEMUA DAPAT MEMAHAMI SUMBER SERANGAN, BAGAIMANA CARA MEMPERTAHANKAN DIRI DAN MENGHINDARI PEMAKAIAN CACAT LOGIKA DALAM SEHARI-HARI AGAR LEBIH KRITIS DALAM BERPIKIR.