Sebuah pepatah mengatakan:
“Mereka yang tidak bisa belajar dari sejarah, ditakdirkan untuk mengulanginya”
–Winston Churcill-
Selepas membaca Novel Ladang Perminus dan dan Novel Orang-orang Proyek, saya menemukan kesamaan alur antara Kedua Novel ini dengan 2 Tahun pasca peristiwa TWK KPK. F, selaku eksekutor TWK, mengalami seperti yang ada dalam novel-novel tersebut alami.
Kedua novel ini hadiah dari salah satu teman KPK, sebagai kenang-kenangan beberapa hari setelah saya dan teman-teman disingkirkan F dari KPK, Oktober 2021. Tetapi karena total ada 19 buku utang bacaan yang perlu saya baca, sehingga baru kali ini bisa menyelesaikan keduanya. Maklum dulu saat di KPK, teramat sangat sulit untuk me-time, bahkan untuk sekedar baca buku pun. Dari utang-utang bacaan ini, yang terlama adalah buku yang saya beli tahun 2014.
Setelah di titeni, ada untungnya buku ini terbaca setelah 2th kami disingkirkan, sehingga Imbas dari penyingkiran itu sudah terlihat sekarang. Yang kisahnya sangat mirip dengan yang terjadi dalam 2 Novel ini. Mau tahu kisahnya? Simak Resensi Suka-Suka (RSS) berikut yaaa…
Ladang Perminus
Novel Karya Ramadhan KH, ayah Gilang Ramadhan ini, bercerita tentang perjalanan karier salah satu Staf kepercayaan PT. Perminus (Perminyakan Nusantara) Bernama Hidayat. Yang dua kali disingkirkan karena idealismenya.
Di awal cerita, ada pemberitaan dari media nasional yang selama ini dikenal kritis, terkait dugaan korupsi yang terjadi di Perminus, dilengkapi dengan data-data pendukungnya. Hidayat sebagai salah seorang yang dikenal idealis, dicurigai sebagai pembocor data perusahaan ke media tesebut. Sehingga pada saat ”Bersih-bersih” yang dilakukan pihak direksi, Hidayat menjadi salah satu yang dirumahkan tanpa diberi keterangan dan tidak boleh masuk lagi ke Perminus sampai ada info lebih lanjut.
Selama dirumahkan, Hidayat mencari informasi dan terus bertanya, “Apa salah saya, sehingga dirumahkan?” kesana-sini mencari jawaban, tak didapatkannya. Karena lama tanpa kejelasan terkait statusnya, Hidayat akhirnya berdamai dengan keadaan. Mencoba menjalani rutinitas baru sebagai peternak ayam dan juga konsultan independen perusahaan minyak swasta.
Sampai suatu ketika, ada rekanan besarnya Perminus yang merasa dirugikan akibat Hidayat dirumahkan. Rekanan tersebut usul kepada direksi Perminus untuk Kembali mempekerjakan Hidayat. Sebab selama ini, perusahaannya selalu beruntung setalah menjalankan saran-saran dari Hidayat. Singkat cerita, Perminus meminta Hidayat kembali bekerja dengan masih tanpa memberi keterangan apa alasannya di berhentikan dan apa alasannya dipanggil kembali. Hidayat justru mengetahui penyebabnya dipanggil kembali, adalah dari rekanan tersebut.
Selama ini, banyak perusahaan rekanan Perminus yang berkonsultasi kepada Hidayat. Terkait langkah-langkah bisnis yang perlu mereka ambil, dan terbukti berhasil. Mereka pun tak sedikit yang memberi Hadiah kecil maupun besar. Untuk hadiah kecil seperti Buah-buahan Hidayat masih terima. Tapi ketika diberi hadiah berlian, Hidayat mengembalikan ke si pemberi, meski tidak terkait jabatannya.
Sewaktu ada yang memberi mobil terbaru dan tidak bisa dikembalikan, Hidayat membawanya ke Perminus serta melaporkannya ke Atasannya. ”Mungkin ini bisa jadi aset Perminus” Pikir Hidayat. Lucunya, setelah melapor, atasannya—Pak Kahar malah memerintahkan agar Mobil itu dikirim ke rumahnya, dan diserahkan ke istrinya.
Selepas pemanggilan kembali dan di rekomendasi Rekanan besar, Karier Hidayat tambah Moncer. Hidayat jadi sering dikirim ke Singapura untuk Mewakili Perusahaan, bertemu dengan rekanan-rekanan Perminus disana.
Di Singapura, Hidayat mendapat banyak informasi bahwa Pak Kahar Juga Direktur Perminus memiliki perusahaan-perusahaan lain di Singapura, yang pengoperasiannya di Jakarta sebagai rekanan Perminus, meski lokasi perusahaannya berada di Singapura. Hidayat sendiri banyak dibujuk dan ditawari untuk membuka perusahaan disana tanpa perlu investasi apapun, hanya cukup akses ke Perminus, tetapi Hidayat Menolak.
Satu ketika, Perminus hendak menggarap Pembuatan Pelabuhan untuk pabrik baja di Cilegon bersama Perusahaan gabungan Belgia-Belanda-Jerman. Hidayat diminta mewakili Perminus melakukan tawar menawar untuk menurunkan harga. Berhari-hari diskusi, dengan semangat nasionalisme, penghematan serta terobosan di beberapa sisi, dengan tujuan demi rakyat, Hidayat dan Tim berhasil menurukan harga.
Anehnya, setelah harga turun—tanpa sepengetahuan Hidayat—Pak Kahar meminta rekanan tersebut menaikan biaya pembangunan, mendekati harga yang diminta awal. Selisih penambahan biaya tersebut sebagai suap untuk Pak Kahar dan atasannya lagi. Hidayat dengan keras memprotes atasannya yang korupsinya sudah kebangetan. Pak Kahar tampak tersinggung dan menyuruh Hidayat Pensiun dini dengan alasan mau dicalonkan jadi Gubernur Jawa Barat seperti yang beredar di Media.
Tapi Kahar adalah atasan yang curang. Setelah di pensiunkan, Pencalonan Hidayat sebagai Gubernur Jawa Barat pun di jegalnya dengan menggunakan fitnah lain. Namun karena Hidayat memang tidak ada hasrat berkuasa, sehingga ketika dijegal dalam pencalonan itu pun, dia tidak peduli.
Satu Tahun setelah tidak di Perminus lagi, Hidayat mendengar kabar kalau atasannya—Pak Kahar, meninggal dunia kena serangan jantung. Dan kedua istri Pak Kahar rebutan harta yang disembunyikannya di Singapura. Bersama keluarga, Hidayat meyakini bahwa Pak Kahar mendapat Imbas atas kedhaliman yang dilakukannya selama ini.
Orang-Orang Proyek
Novel Karya Ahmad Tohari ini mengangkat kisah Pemimpin Proyek yang bernama Kabul. Kabul merupakan insinyur Teknik, yang dulunya seorang aktivis mahasiswa. Sehingga dalam memimpin jalannya proyek, Ir. Kabul mengedepankan prinsip profesionalisme, totalitas berkarya dan bekerja untuk rakyat.
Jembatan besar yang sedang Kabul bangun, merupakan dambaan Masyarakat desa di belakang sungai Cibawor yang telah lama terisolasi. Jembatan yang menjadi penghubung sebelumnya, dirusak massa di jaman penjajahan, untuk menghalau tank-tank penjajah masuk ke desa-desa di belakang sungai tersebut. Tetapi imbasnya, selepas merdeka, warga desa-desa tersebut menjadi terbelakang pendidikan juga perekonomiannya.
Dengan semangat Nasionalisme, Kabul merasa terpanggil untuk memimpin proyek itu, meski kendala muncul disana-sini sejak awal dimulainya proyek. Sebenarnya yang menang tender, bukan perusahaannya Kabul, melainkan perusahaan lain yang mempunyai kedekatan dengan partai penguasa. Setelah menang tender, pengerjaannya di over ke perusahaan lain, dalam hal ini perusahaan kontraktornya Kabul. Sedangkan perusahaan pemenang Tender tersebut hanya mengambil untungnya saja 20% dan tidak mengerjakan proyeknya sama sekali.
Dalam Pelaksanaannya pun, banyak kondisi yang membuat Jiwa idealis Kabul berontak. Proyek itu dikebut pengerjaannya demi untuk merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) partai yang berkuasa dan akan dilakukan gunting pita sebagai peresmian. Supaya seolah-olah proyek tersebut ada, atas jasanya partai berkuasa dan para penguasa itu.
Selain waktu pengerjaan yang minta dipercepat, atasan Kabul—Ir Dalkijo, menyuruh Kabul menggunakan bahan-bahan bangunan dibawah standar, seperti penyangga jembatan menggunakan besi bekas, pasir yang digunakan pun, pasir berkualitas rendah. Alasannya karena kondisi keuangan yang minim, akibat disunat setoran ke sana-sini dan korupsi yang dilakukan Dalkijo.
Sebagai Insinyur Teknik, yang paham proses pembangunan jembatan, tindakan gegabah seperti diatas, akan berakibat fatal pada kualitas dan umur pakai jembatan. Dan ketika rusak, Masyarakatlah yang dirugikan, sebab untuk membangun proyek tersebut, pembiayaannya dari utang Negara yang kelak pelunasannya harus ditanggung Masyarakat dalam bentuk bayar pajak. Kabulpun menolak.
Ir. Dalkijo yang terus memaksa Kabul untuk kompromi dan berbuat curang dalam pelaksanaan Proyek, membuat batas toleransi Kabul habis. Kabul memilih mengundurkan diri dan memenangkan nuraninya. Pulang ke Kampung dan memilih bekerja untuk swasta, memimpin pembangunan Hotel di Cirebon.
Dibawah kendali Ir. Dalkijo dengan segala kecurangannya, jembatan Cibawor rampung, tepat sehari sebelum HUT Partai. Sehingga ketika HUT berlangsung, para penguasa dan petinggi partai pesta pora. Gunting pita, pamer citra dan pamer kekuasaan di area jembatan. Sementara warga sekitar, sambil panas-panasan dipaksa untuk bertepuk tangan, berterima kasih dan hanya menjadi penonton. Kabul yang datang diam-diam dan menyaksikan itu, merasa miris, ”Jembatan itu Masih basah…” dalam hatinya.
Satu Tahun pasca peresmian, Jembatan itu ambruk dan tak bisa dilewati. Padahal berdasar undang-undang proyek—Dalam Novel itu, semestinya jembatan itu kuat bertahan 10 Tahun sebelum nantinya di renovasi. Sekarang rakyat yang menanggung ruginya.. utang Negara dan proyek mangkrak menjadi beban untuk mereka.
Sejarah Akan Berulang
Novel Ladang Perminus ditulis Tahun 1982 dan Novel Orang-Orang Proyek ditulis Tahun 2001, tetapi kisahnya masih relevan dengan peristiwa yang terjadi di masa kini. Istilah sikap yang dalam kedua Novel itu disebut sebagai ”Idealis” kini dikenal dengan sebutan ”Integritas”. Lalu, siapa yang membalas perbuatan penguasa dan orang-orang dhalim itu sampai akhirnya mereka dapat imbasnya?
Dalam kedua novel diatas, dampak yang diterima oleh penguasa dan tindakan dhalim, bukan berasal dari orang-orang yang pernah didhaliminya, akan tetapi Tuhan lah yang membalasnya. Atau hukum alam yang berlaku. Membuat saya teringat pada kedua ayat berikut:
وَمَكَرُوْا وَمَكَرَا للّٰهُ ۗ وَا للّٰهُ خَيْرُ الْمَا كِرِ يْنَ
“Dan mereka membuat tipu daya, maka Allah pun membalas tipu daya. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya.” (QS. Ali ‘Imran: Ayat 54)
Serta
فَلَمْ تَقْتُلُوْهُمْ وَلٰـكِنَّ اللّٰهَ قَتَلَهُمْ ۖ وَمَا رَمَيْتَ اِذْ رَمَيْتَ وَ لٰـكِنَّ اللّٰهَ رَمٰى ۚ وَلِيُبْلِيَ الْمُؤْمِنِيْنَ مِنْهُ بَلَآ ءً حَسَنًا ۗ اِنَّ اللّٰهَ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ
“Maka bukan kamu yang membunuh mereka, melainkan Allah yang membunuh mereka, dan bukan engkau yang melempar ketika engkau melempar, tetapi Allah yang melempar. dan untuk memberi kemenangan kepada orang-orang mukmin, dengan kemenangan yang baik. Sungguh, Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.” (QS. Al-Anfal: Ayat 17)
TWK KPK
Tahun 2021, ada suatu peristiwa sejarah di lembaga antirasuah Indonesia. KPK dibawah kekuasaan F, memecat 58 pegawainya. Diberhentikan dengan Hormat, dengan alasan Tidak Memenuhi Syarat Test Wawasan Kebangsaan. Sebuah alasan yang tidak masuk akal, sebab beberapa diantara mereka sebelumnya sebagai Pengajar Wawasan Kebangsaan untuk ASN, Assesor Pendidikan Anti Korupsi dan ada juga yang tinggal beberapa bulan lagi Pensiun. Bahkan 51 orang diantaranya dinyatakan merah tidak dapat dibina.
Berbeda angkatan, berbeda Direktorat, berbeda Jabatan juga latar belakang mulai dari Deputi, Direktur, Kasatgas, Fungsional, Admin, Security sampai pramusaji ada didalamnya. Satu-satunya yang menyamakan kesemuanya adalah: Sikap Integritas mereka. 58 ini, diketahui sebagai orang-orang yang tidak akan diam ketika melihat rekan kerja atau atasannya berperilaku korup, terlebih jika ini pimpinan yang melakukan. Termasuk F semasa menjadi Deputi Penindakan sampai menjadi pimpinan KPK.
Akibat pemecatan itu, 1 orang mengalami sakit yang cukup serius—terkena struk sampai akhirnya meninggal dunia. Insyaallah Alm. Pak Nanang husnul khotimah. Untuk tetap bersama-sama dalam perjuangan memberantas korupsi meski tak di KPK lagi, didirikanlah Organisasi IM57+ Institute sebagai wadah perjuangan serta memberi edukasi anti korupsi kepada Masyarakat.
Dulu, Tanggal 25 Mei 2021 selepas dipecat, saya meminta wejangan dan amalan dari Maha Guru Saya Mbah Nun (Emha Ainun Nadjib). Mbah Nun memberi ayat-ayat pilihan untuk di Dzikirkan. Dan diantara pesan Mbah Nun untuk ngemonghati kami, begini isinya:
”Kita bisa putus asa atas indonesia dan kehidupan, tetapi tidak putus asa terhadap kepastian pertolongan Allah.
Balasan Allah kepada penguasa dan orang dhalim adalah KEPASTIAN YANG ABSOLUT. Banyak ayat-ayat Allah yang menegaskan itu yang bisa kita wiridkan.
Kita berkumpul atau masing-masing selalu berdoa memohon kepada Allah. Tetapi muatan hati kita berupa permohonan, dengan landasan 100% KITA MEYAKINI ALLAH MUTLAK PASTI MENOLONG DAN MEMBELA ORANG-ORANG YANG DITINDAS. Meskipun kita tidak minta, memang begitu HUKUM ALLAH atas kehidupan manusia.”
Dan kini, 2 Tahun setelah peristiwa TWK, F terjerat kasus korupsi dengan level paling rendah (Pemerasan terhadap Menteri yang kasusnya sedang ditangani KPK), apakah ini merupakan HUKUM ALLAH yang berlaku padanya? sebab yang dipecat bukan hanya 1 tapi 58 dan 1 orang sampai meninggal dunia? Apapun yang di alami F saat ini, ada hubungannya dengan tindakannya dahulu atau tidak, hanya Allah yang mengetahui secara pasti sebab akibatnya.
Yang jelas, sebagai arek Maiyah, saya setuju dan percaya dengan pesan Mbah Nun ini:
”Adapun pertolongan dan pembelaan Allah itu, caranya, bentuknya, tempatnya, konteksnya, waktunya dan seterusnya 100% kita menyerah kepadaNya”.
Wallohu A’lam Bisshowab
Jakarta, 1 November 2023
Pedula merupakan akronim dari Pertemuan dua laut atau dikenal dengan sebutan Maraj-al Bahrain dalam Alqur’an. Bertemunya air laut yang asin dan air laut yang tawar dalam kisah Nabi Musa, ditandai dengan 2 hal:
- Ikan yang sebelumnya sudah matang, jadi hidup kembali dan melompat ke laut dengan gerakan yang aneh.
2. Bertemunya Nabi Musa dengan guru sejati–Nabi Khidir.
Harapannya, ketika ada 2 hal berbeda bertemu dan berbenturan, akan melahirkan sesuatu yang baru yang dituangkan dalam tulisan-tulisan ini. Syukur-syukur, bisa bertemu dengan guru yang otentik.